Hasil – hasil penelitian di berbagai bidang kesehatan telah membuktikan bahwa konsumsi produk – produk kedelai berperan penting dalam menurunkan resiko terkena berbagai penyakit degeneratif. Ternyata hal tersebut salah satunya disebabkan adanya zat isoflavon dalam kedelai. Isoflavon merupakan faktor kunci dalam kedelai sehingga memiliki potensi memerangi penyakit tertentu.
Isoflavon kedelai dapat mrenurunkn resiko penyakit jantung dengan membantu menurunkan kadar kolesterol darah. Protein kedelai telah terbukti mempunyai efek menurunkan kolesterol yang dipercaya karena adanya isoflavon di dalam protein tersebut. Studi epidemologi juga telah membuktikan bahwa masyarakat yang secara teratur mengkonsumsi makanan dari kedelai. Memiliki kasus kanker payudara. Kolon dan prostat yang lebih rendah. Isoflavon kedelai juga terbukti. Melalui penelitian in vitro dapat menghambat enzim tirosin kinase. Oleh karena itu dapat menghambat perkembangan sel-sel kanker dan angiogenesis. Hal ini berarti suatu tumor tidak dapat membuat pembuluh darah baru, sehingga tidak dapat tumbuh.
Peranan isoflavon dalam membantu menurunkan osteoporosis juga telah diteliti. Konsumsi protein kedelai dengan isoflavon telah terbukti dapat mencehgah kerapuhan tulang pada tikus yang digunakan sebagai model untuk penelitian osteopososis. Studi yang lain menunjukkan hasil yang sama pada saat menggunakan genistein saja. Ipriflavone, obat yang dimetabolisme menjadi daidzein telah terbukti dapat menghambat kehilangan kalsium melalui urine pada wanita post monopouse.
Produk kedelai yang mengandung isoflavon dapat membantu pengobatan simptom monopouse. Pada wanita yang memproduksi sedikit estrogen. Isoflavon (phitoestrogen) dapat menghasilkan cukup aktivitas estrogen untuk mengatasi simmpton akibat monopouse, misalnya hot flashes. Suatu penelitian menunjukan bahwa wanita yang mengkonsumsi 48 gram tepung kedelai perhari menagalami gejala hot flashes 40% lebih rendah. Dari segi epidemologi, wanita Jepang yang konsumsi isoflavonnya tinggi jarang dijumpai simptom post monopousal.
Makanan yang terbuat dari kedelai mempunyai jumlah isoflavon yang bervariasi, tergantung bagaimana mereka diproses. Makanan dari kedelai seperti tahu, susu kedelai, tepung kedelai dan kedelai utuh mempunyai kandungan isoflavon berkisar antara 130-380 mg/100 gram. Kecap dan minyak kedelai tidak mengandung isoflavon. Produk kedelai yang digunakan sebagai bahan tambahan pangan seperti isalat dan konsentrat protein mempunyai kandungan isoflavon yang bervariasi, tergantung bagaimana proses pengolahannya. Misalnya hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan alkohol dalam proses ekstrasi menghasilkan kadar isoflavon yang rendah.
Kedelai telah menjadi makanan sehari hari penduduk asia. Pada sebagian besar penduduk asia, konsumsi isoflavon diperkirakan antara 25 – 45 mg/hari. Jepang merupakan negara yang mengkonsumsi isoflavon terbesar. Diperkirakan konsumsi harian orang jepang adalah 200 mg/hari. Di negara barat konsumsinya kurang dari 5 mg isoflavon per hari.
Isoflavon dan kolesterol
Bukti – bukti hasil penelitian menunjukan bahwa suplementasi diet dengan protein kedelai akan menurunkan kolesterol darah dan mengurangi penyakit kronis pada populais di barat. Hal lain yang menonjol adalah penurunan kadar kolesterol oleh suplementasi protein kedelai tersebut sama dengan yang disebabkan oleh obat – obat penurun kolesterol yang diproduksi secara sintetik, serta jumlah protein kedelai yang diperlukan cukup rendah. Terapi diet (terapi melalui pengaturan makanan) lebih efektif jika menggunakan protein kedelai dibandingkan jika hanya menggunakan makanan rendah lemak saja dalam mencegah penyakit jantung koroner.
Karena mengandung isoflavon yang terdiri dari atas genistein, daidzein dan glicitein, protein kedelai dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskulas dengan cara mengikatkan profile elmak darah. Khususnya, protein kedelai menyebabkan penurunan yang nyata dalam kolesterol total. Kolesterol LDH dan trisliserida dan meningkatkan kolesterol HDL. Karena esterogen telah terbukti menurunkan kolesterol LDL , peranan isoflavon diduga mirip esterogen (menghasilkan yang sama).
Faktor – faktor lain yang bekerja secara bersamaan juga diasinya mempunyai efek menurunkan kolesterol. Dibandingkan protein hewani, protein kedelai menurunkan penyerapan kolesterol dan asam empedu pada usus halus demi menginduksi peningkatan ekskresi fekal asam empedu dan steroid. Hal ini mengakibatkan hati lebih banyak merubah kolesterol dalam tubuh menjadi empedu, yang akibatnya dapat menurunkan kolesterol dan meningkatkan aktivitas reseptor kolesterol LDL, yang mengakibatkan peningkatan dalam laju penurunan kadar kolesterol.
Di samping hal – hal tersebut di atas terdapat beberapa sebab lain yang menerangkan peranan protein kedelai dalam menurunkan kolesterol. Misalnya , protein kedelai kaya akan asam amino glisin dan orginin yang mempunyai kecenderungan dapat menurunkan asam insulindarah yang diikuti dengan penurunan sintesa kolesterol. Di lain pihak portein hewani, mempunyai kandungan lisin yang tinggi, yang cenderung untuk meningkatkan insulin darah dan mendorong sintesis kolesterol. Rasio yang tinggi antara arginin terhadap lisin dalam protein kedelai akan membuat kadar kolesterol darah hanya sedikit terpengaaruh oleh protein kedelai. Arginin akan menahan efek peningkatan kolesterol oleh lisin.
Jenis protein terbesar dalam kacang kedelai adalah dua jenis glabulin yang diberi nama 115 dan 75. Kedua jenis glabulin tersebut terutama 75 telah terbukti dapat menstimulir tinggi afinitas reseptor kolesterol LDL dalam hati manusia, yang akan menyebabkan penurunan kolesterol darah.
Isoflavon dan Osteoporosis
Beberapa studi telah dilakukan untuk menghubungkan konsumsi kalsium dengan pengendalian Osteoporosis. Penambahan kalsium dan Estrogen yang dilakukan terhadap 72 orang wanita menopouse menunjukan adanya pengurangan penurunan masa tulang. Sedangkan studi pemberian kalsium yang diberikan dalam bentuk ditambahkan kedalam bahan makanan menunjukan bahwa kalsium mempunya efek melindungi mineral tulang pada wanita yang belum atau telah menopouse. Konsumsi Kalsium yang optimal bervariasi selama kehidupan manusia, dengan kebutuhan ekstra Kalsium yang meningkat selama periode pertumbuhan dan kehamilan.
Diet dari tumbuh – tumbuhan terutama yang sumber utamanya dari kedelai dapat membantu mencegah Esteoporosis. Suatu studi yang menggunakan tiga kelompok indivisu menunjukan bahwa kelompok yang mengkonsumsi protein hewani memperlihatkan kehilangan kalsium dalam urine 50% lebih banyak dibanding kelompok individu yang hanya mengkonsumsi protein kedelai dan protein dari susu. Juga dapat diamati bahwa deasitas tulang leher lebih tinggi ( 0.680 g/m2 ) pada wanita yng mengkonsumsi kedelai yang tinggi sepanjang hidupnya dibanding dengan 0.628 g/m2 pada wanita yang mengkonsumsi sangat sedikit kedelai pada masa hidupnya.
Beberapa hal yang menyebabkan adanya hubungan yang menguntungkan antara protein kedelai dan kalsium adalah :
· Kedelai rendah kandungan asam amino sulfur. Asam amino sulfur dapat menghambat resorpsi kalsium oleh ginjal yang menyebabkan kehilangan kalsium dalam urine.
· Protein hewani diketahui mempunyai kandungan phosfor dan phosfat yang tinggi. Dan tingginya kandungan phosfor dan phosfat tersebut menyebabkan kehilangan kalsium dari tubuh. Oleh karena itu penggantian protein hewani dengan protein kedelai dapat mengurangi kehilangan tersebut.
Isoflavon, Menopouse dan Kanker Payudara
Wanita akan melalui masa puber, tahun – tahun produksi dan akhirnya menopouse. Menopouse merupakan proses penuaan yang alami akibat turunnya kandungan estrogen. Dan terjadi pada tingkat ketika wanita berhenti evolusi dan menstruasi. Banyak wanita melalui masa transisi ini tanpa mengalami ketidak nyamanan. Akan tetapi ada juga sejumlah wanita mengalami gejala – gejala yang tidak mengenakan dan memerlukan dukungan. Menopouse dapat terjadi antara umur 45 ke 55 tahun. Meskipun dapat terjadi pada umur 40 tahun.
Menopouse terjadi akibat turunnya level estrogen. Terdapat dua jenis hormon pada wanita yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Leteinzening Hormone (LH) yang diperlukan dan penting untuk perkembangan reproduksi normal, dan bersama sama membantu produksi estrogen pada wanita. LH membnatu menstimulir produksi endrogen (suatu prekursor estrogen), sedangkan FSH menstimulasi peerkembangan follikuler dan aktifitas enzim aromatase. Aromatase adalah enzim yang dapat merubah endrogen menjadi estrogen. Selama menopouse berkuranganya suplai follikel menyebabkabn hormon LH dan FSH yang tidak digunakan meningkat, yang membuat kadar estrogen menurun dan menghentikan proses menstruasi.
Hasil pengamatan menunjukan bahwa wanita asia tidak menderita terlalu berlebihan akibat simpton menopouse dan lebih sedikit menderita degenaratif kronis yang disebabkan menopouse dan lebih sedikit menderita penyakit degeneratif kronis yang disebabkan menopouse. Kebiasaan makan orang asia menyebabkan perbedaan ini khususnya konsumsi kedelai dan prduk – produk kedelai.
Isoflavon yang terdapat pada kedelai terbukti dapat meniru peranan dari hormon wanita yaitu estrogen. Estrogen berikatan dengan reseptor estrogen sebagai bagian dari aktifitas hormonal, menyebabkan serangkaian reaksi yang menguntungkan tubuh. Pada saat kadar hormon estrogen menurun akan terdapat banyak kelebihan reseptor estrogen yang tidak terikat, walaupun afinitasnya tidak sebesar estrogen, isoflavon yang merupakan phitoestrogen dapat juga berikatan dengan reseptor tersebut. Jika tubuh mengkonsumsi isoflavon, misalnya dengan mengkonsumsi produk – produk kedelai, maka akan terjadi pengaruh pengiatan isoflavon dengan reseptor estrogen yang menghasilkan efek menguntungkan sehingga mengurangi simptom menopouse.
Kemampuan lain dari isoflavon adalah dapat menutupi atau memblokir efek potensial yang merugikan akibat produksi estrogen yang berlebihan dalam tubuh. Isoflavon dapat berfungsi sebagai estrogen selektif dalam pengibatan, menghasilkan efek menguntungkan ( sebagai aknti kanker dan menghambat atherosklerosis ) tetapi tidak menimbulkan resiko ( meningkatkan resiko kanker payudara dan endrometrial ) yang biasa dihubungkan dengan terapi pengganti hormn yang biasa dilakukan.
Berdasarkan hal – hal tersebut di atas, Isoflavon diduga mempunyai fungsi ganda terhadap menopouse :
· Anti estrogenic effect pada saat hormn estrogen berlebihan, yang dapat menurunkan resiko kanker payudara pada pre-menopausal woman.
· Efek estrogenik pada saat estrogen alami berkurang jumlahnya, yang menguntungkan dalam mencegah penyakit kardiovaskuler, osteoporosis dan sistem vesomotor pada wanita pre – dan post – menopausal
Isoflavon zat antikanker
Kanker dicirikan dengan pertumbuhan sel secara abnormal yang menyebar dan menghancurkan organ – organ lain dan jaringan tubuh. Kanker dikelompokan sesuai dengan jaringan yang terkena. Misal kanker payudara, kanker rahim, kanker prostat, kanker lambung dan kanker kolon. Penyebab sebenarnya dari kanker belum diketahui dengan pasti. Tbael 3 menunjukan beberapa faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kanker. Faktor – faktor tersebut disebut faktor resiko. Faktor – faktor tersebut diantaranya adalah diet ( makanan sehari – hari ), merokok, konsumsi alkohol, tingkah laku reproduksi, infeksi dan faktor – faktor geografis termasuk sinar matahari dan lamnya terekspose bahan – bahan karsinogen (produk – produk pembakaran fosil, limbah radioaktif, debu, asap, residu pestisida dan bahan tambahan pangan), pengaruh bahan – bahan mutagen dan karsinogen tersebut dapat menyebabkan kerusakan DNA dilanjutkan proses mutagenesis dan karsinogenesis.
Terdapat bebeerapa komponen dalam kedelai yang dipercaya mempunyai sifat anti kanker, senyawa tersebut antara lain : inhibitor protease, phitat, saponin, phitosterol, asam lemak omega-3 dan isoflavon.
Diantara anti kanker tersebut perhatian terbesar di tujukan terhadap isoflavon. Isoflavon saat ini banyak diteliti karena potensinya dalam mencagah dan mengatasi terhadap banyak gangguan kesehatan lainnya. Mekanimes yang banyak diketahui sebagai anti kanker dari isoflavon adalah aktifitas anti estrogen. Menghambat aktivitas enzim penyebab kanker. Aktivitas anti oksidan dan meningkatkan fungsi kekebalan sel.
Percobaan pada hewan menunjukan bahwa hewan yang diberi makanan dari kedelai mengalami lebih sedikit dari kanker payudara dibandingkan dengan yang telah diberimakanan yang mengandung isoflavon. Studi – studi epidemilogi dan laboratorium telah menunjukan bahwa konsumsi kedelai dapat mengurangi resiko perkembangan beberapa jenis kanker, antara lain kanker payudara, prostat dan kanker kolon Isoflavon dan Kanker Prostat.
Kelenjar prostat memproduksi memproduksi cairan seminal dan sekresi yang lain yang membuat saluran utera terjaga kelembabannya. Pada waktu lahir, kelenjar tersebut kecil dan tumbuh bersamaan dengan semakin tingginya produksi endrogen meningkat pada masa puber. Pada saat dewasa kelenjar prostat masih stabil sampai umur 50 tahun dimana mulai terjad pembesaran. Pada beberapa laki – laki pembesaran tersebut ( disebut prostatic hiperplasia ) dapat menyebabkan saluran urine. Hal ini akan menekan uretra, memperkecil saluran urine dan menyebabkan kesulitan buang air kecil ( urination ). Telah diperoleh fakta bahwa penyakit kelenjar prostat ini merupakan masalah yang menyebar dengan luas di Barat, juga kanker prostat merupakan penyakit yang sudah umum.
Pengobatan yang dilakukan adalah pengurangan hormon laki – laki yatu endrogen dan menghambat efek hormon potensial dari hormon wanita yaitu estrogen, yang juga terdapat pada laki – laki. Di duga bahwa kedelai yang kaya akan isoflavon mampu untuk menggunakan sifatnya sebagai estrogen lemah untuk memblokir isoflavon dalam prostat terhadap estrogen. Jika estrogen yang kuat ini sampai menstimulasi reseptor dalam prostat, dapat menyebabkan pembesaran prostat.
Studi demografik menunjukan adanya insiden yang lebih sedikit timbulnya penyakit prostat ini pada laki – laki jepang atau asia yag banyak mengkonsumsi makanan dari kedelai. Isoflavon kedelai yaitu genistein dan daidzein, juga tmpaknya secara langsung mempengaruhi metabolisme testosteron.